Hampir semua
orang memiliki tahi lalat atau andeng-andeng di tubuhnya. Terlepas dari
perannya sebagai tanda lahir, bintik hitam di kulit itu menyimpan potensi
tumbuh menjadi kanker atau melanoma. Cancer Research Institute memaparkan empat
ciri utama tahi lalat yang perlu diwaspadai. Yakni, bentuk tahi lalat
asimetris, tepian tidak rata, meradang disertai perubahan warna dan gatal serta
diameter yangterus membesar hingga lebih satu sentimeter.
Alat ini berfungsi sebagai detektor
yang mampu membedakan tahi lalat yang tidak berbahaya dengan kanker kulit
(melanoma),sejenis kanker mematikan yang menyerang kulit dan memiliki bentuk
mirip tahi lalat. Pemeriksaan melanoma ini umumnya menggunakan sampel jaringan
atau lebih sering disebut biopsi. Namun, terkadang prosedur tersebut dianggap
tidak efektif karena bisa saja tahi lalat yang dicurigai sebagai kanker
ternyata tidaklah berbahaya. Peralatan ini memanfaatkan teknologi fotografi
dengan berbagai jenis panjang gelombang elektromagnet. Kemudian data yang
didapat dicocokkan dengan database melanoma yang telah dikumpulkan sebelumnya.
The MelaFind scanner optik bukan untuk diagnosis definitif melainkan
untuk memberikan informasi tambahan dokter dalam menentukan apakah tidak untuk biopsi . Tujuannya adalah untuk
mengurangi jumlah pasien yang tersisa dengan bekas luka biopsi , dengan manfaat
tambahan dari menghilangkan biaya prosedur yang tidak perlu.
Teknologi MelaFind ( MELA Sciences ,
Irvington , NY ) menggunakan teknologi navigasi rudal awalnya dibayar untuk
Departemen Pertahanan untuk optik memindai permukaan lesi mencurigakan pada 10
panjang gelombang elektromagnetik . Sinyal yang dikumpulkan diproses
menggunakan algoritma heavy-duty dan dicocokkan registri dari 10.000 gambar
digital dari melanoma dan penyakit kulit .
sumber: http://syifafauziahrahmah.blogspot.co.id/2015/04/melafind-scanner-scanner-kanker-kulit.html
sumber: http://syifafauziahrahmah.blogspot.co.id/2015/04/melafind-scanner-scanner-kanker-kulit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar